Jumat, 22 Desember 2017

Interview



       1.  What is your name?
Muhammad Purwa Kusuma Putra

2.  If I can know, how old are you now?
I'm 19 years old

3. What are you busy doing right now?
I am like a child of 19 y.o in general, I study, I live my favorite hobby and also in my spare time to help my parents

4.  What do you do for your parents?
I helped my dad clean the air conditioner at the minimarket minimarket around my residence and many others elsewhere

5.  Cleaning AC?
Yes, it is true

6.  Since when did you help your father's work?
Since I was in high school

7.  What makes you want to do that?
Incidentally at that time my family's economic situation is difficult, my father was fooled by his business partner and resulted in huge losses. My mother quit her job and what I could do as a child was doing little things by helping my dad clean the air conditioner which at that time became his one-on-one option for us to save our family's economic situation.

8.  Are you shy?
Why should I be embarrassed, I feel proud to be able to help my family's economy, I am proud to be useful in this family, I feel that this is what teenagers should do, not just ask for money but also make money to lighten the burden of parents

       9.  Then until now why are you still undergoing these activities?
Praise be to God, right now my family's economic condition has improved from the first moment we experienced crisis. I will never forget how I was with my father slowly able to rise up because of this work. It is this job that saves us, and thank goodness we are now able to open a small air-washing business and open up jobs for others in need

10.Wow amazing! Then, how do you manage your time with college hours?
I try to be able to live them in a balanced way so I only help my dad when I finish my college activities and when I go to college, I help my dad.

Me : What a very inspiring story, thank you for your time, hopefully more things you can
         do to help and lighten the burden of your parents. I am very inspired
He : You’re welcome

Kamis, 21 Desember 2017

How To Make “Kerak Telor” From Betawi


Ingridients:
1. 1 cup sticky white rice, wash and soak in water for at least 3 hours. Better soaked    overnight.
2. 4 duck eggs
3. 1/2 coconut, grated
4. 1 tablespoon dried fried onion ready to use
5. 6 tablespoons ebi, roasted and puree (blended)
6. 1 tsp salt
7. 2 tsp sugar
8. 1 tsp oil for sauteing

Ground spices:
1. 5 pieces of red curly pink
2. 3 onion cloves
3. 1 garlic clove
4. 1/2 teaspoon pepper
5. 2 grains of kencur
6. 2 cm ginger

How to Make Kerak Telor:
1. As a first step, we will make serundeng as a mixture of ingredients and sprinkled eggs with roasted way. Saute the finer spices until fragrant, add grated coconut, salt, granulated sugar and 2 tablespoons of fine ebi. Cook with medium heat while stirring until the coconut is dry and brownish yellow and megeluarkan aroma typical serundeng. Lift and set aside.
2. Heat a skillet, preferably using a small skillet that has a concave shape.
3. Pour into a pan, a spoon of glutinous rice that has been soaked with a spoon of vegetable water soaking. Cover the pan and cook for a while until the water shrinks and dries slightly.
4. Put two tablespoons of serundeng, 1 tablespoon soft ebi, 1 tablespoon fried onion and 1 duck egg. Stir well and spread to the edge of the frying pan and form a thin pancake.
5. Cook until dry and remove the aroma of a typical omelet.
6. Turn the pan so that its position is face down and the fire burns the surface of the egg crust. Allow a few moments until the egg crust changes color to brown but be careful not to burn.
7. To pick it up, use a kape / kapi or a thin spatula so the egg crust can be detached from the skillet.

8. Give a sprinkling of fried serundeng and onions. Serve while warm.

Killed Supporters in the Game Indonesia Kontra Fiji Fuel


Bekasi - Indonesia test match versus Fiji claimed lives. A supporter died of a firecracker after the game.

Game trials took place at the Bekasi Patriot Stadium on Saturday (02/09/2017) with a 0-0 draw. But when the whistle marks trials finished tetiba there are unscrupulous firecrackers from the South tribune and leads to the East stands and regarding supporters.

Is Catur Yuliantono (33 years), originated from Duren Sawit, East Jakarta. He was affected by the act of these individuals and immediately taken to RS Mtra Bekasi.

Security officer of the match Nugroho Setiawan justify if there are casualties from the incident.

"The victim named Catur Yuliantono, a resident of Duren Sawit, the date of birth July 13, 1985. Currently the victim from since the arrest incident to the treatment is in the hospital while the perpetrators have been secured by the police," said Nugroho

"As for the security procedures, this is the most stringent actually compared to other matches, which is very fatal," said Nugroho.

Meanwhile, PSSI Secretary General of the Ratu Tisha Destria regretted this incident.


"Football faces a tough test, there are events in the last minute, fireworks from the south to east tribun and about one victim.We've responded to everything that exists, but there are those who escaped and it was fatal.The victim died, from PSSI, directly accompanying the victim and his family at this time to the funeral PSSI condolences to the families of the victims, "said Tisha.

Source : bola.kompas.com

Rabu, 15 Maret 2017

Studi Kasus Benda Asing di dalam Kemasan Ultra Milk


BANDUNG, KOMPAS.com - Seorang ibu, Rini Tresna Sari (46), mengadukan salah satu produsen susu kemasan ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Bandung, Jalan Matraman No 17, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (22/2/2016).

Anak Rini, yakni A (7), diduga mengalami keracunan setelah meminum produk susu kemasan dengan merk tertentu tersebut. 

Selain itu, ditemukan benda aneh yang menyerupai bagian kaki katak dari dalam bungkus susu kemasan itu.

Rini mengatakan, anaknya mengalami beberapa hal setelah minum susu kemasan tersebut. 

Ia yang sempat merasakan setetes susu kemasan tersebut pun merasakan efek yang tak biasa. 

Menurut dia, mulutnya terasa gatal meski hanya merasakan setetes sisa susu kemasan tersebut.

"Sekitar 10 menit terasa gatal. Saya lihat anak saya, bibirnya tebal dan gusinya bengkak. Kemudian anak saya demam dan batuk-batuk. Tapi tidak langsung saya bawa ke rumah sakit karena kalau dokter kan tunggu gejala klinis dulu. Pada malamnya, badan anak saya merah," ujar Rini kepada wartawan di kantor BPSK Kota.

Rini mengatakan, anaknya bari dibawa ke Rumah Sakit Advent sore setelah berkonsultasi dengan sejumlah dokter. 

Didiagnosa keracunan makanan, anaknya pun terpaksa dirawat di rumah sakit hingga 1 Februari 2016.

"Pada 1 Februari 2016 sudah boleh pulang, tapi tidak berarti sembuh karena harus tetap terapi obat dan monitoring dokter," ujar Rini.

Rini mengaku, langsung melakukan komunikasi dengan salah satu produsen susu kemasan tersebut. 

Ia menghubungi nomor layanan konsumen yang tertera pada bungkus susu kemasan itu. 

Awalnya keluhannya mendapatkan respon yang cukup baik hingga akhirnya terjadi ketidaksepakatan.

"Awalnya sempat melakukan pertemuan dan ada sejumlah hasil dari pertemuan. Namun Jumat 19 Februari 2012, ada deadlocksehingga kami laporkan ke pihak yang berwenang," kata Rini. (cis)

Kasus ini bisa jadi merupakan sebuah isu yang dapat mengakibatkan terjadinya krisis kepercayaan publik terhadap produk-produk dari PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co.Tbk namun, presiden direktur dari PT. Ultrajaya Milk Industry dengan cepat mampu memberikan klarifikasi terhadap apa yang sebenarnya terkandung dalam salah satu produk tersebut.

BANDUNG, KOMPAS.com — Presiden Direktur PT Ultra Jaya Milk Industry Sabana Prawirawidjaja menegaskan tak ada benda asing di dalam kemasan produk susu cair. 

Pernyataan itu dikatakan Sabana terkait soal adanya komplain dari seorang konsumen asal warga Kota Bandung yang menemukan spesimen menyerupai kaki katak di dalam salah satu produk susu cair rasa cokelat.

"Di kemasan tidak akan ada benda asing kecuali tukang sulap, di seluruh dunia tidak ada. Mustahil ada benda asing yang bisa lolos dalam kemasan dan produk Ultramilk," ucap Sabana dalam konferensi pers di Hotel Mason Pine, Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (1/3/2016). 

Menurut dia, produk susu Ultramilk telah melewati proses Ultra High Temperature (UHT) yang memastikan keamanan produk. Dia menambahkan, kerusakan pada susu bisa terjadi saat kemasan sudah dibuka dan disimpan lama dalam ruang terbuka atau mengalami kebocoran sangat kecil (micro leaking). Hal itu diakibatkan penanganan atau penyimpanan yang kurang tepat.

"Kontaminasi yang terjadi setelah produk lolos uji kendali mutu dari pabrik yang disebabkan oleh faktor dari luar tersebut sulit dikontrol oleh produsen susu," tambahnya. 

Sementara itu, Plant Manager PT Ultrajaya Azwar M Muhthasawwar menerangkan, hasil uji mikroskopis terhadap potongan padat yang diterima dari konsumen baik dari segi tekstur, aroma, maupun struktur sel menunjukkan padatan tersebut berupa gumpalan susu cokelat yang rusak.

"Benda itu sepotong dikasih ke pabrik, yang bisa kita analisis dia mengandung fat, protein, cokelat, dan benda lain yang masih dianalisis. Itu bukan benda asing, bukan fragmen hewan,"jelasnya 


Analisis Kasus
Berdasarkan apa yang terjadi di atas, dapat disimpulkan bahwa PT Ultramilk sudah menjalankan fungsi manajemennya dengan baik ketika merespon dengan cepat isu yang mampu menciptakan keresahan di masyarakat tersebut. Ini juga merupakan pelajaran bagi seorang Public Relations untuk dapat mengatasi hal-hal yang berpotensi menyebabkan krisis bagi perusahaan. Ketika isu seperti ini sudah merebak, ada 4 fungsi manajemen yang harus di lakukan oleh Public Relations yaitu :

1. Perencanaan (Planning)
Seorang Public Relations harus mampu merencanakan hal yang kira-kira dapat dilakukan untuk meminimalisir atau bahkan menghilangkan sebuah isu yang berpotensi menjadi krisis terhadap perusahaannya

2. Organizing (Pengorganisasian)
Menetapkan tim untuk mengatasi isu yang sedang berkembang di masyarakat juga tak kalah pentingnya sebagai upaya untuk mengendalikan keadaan agar tetap kondusif dan tak ada image buruk yang berkembang terhadap PT Ultrajaya

3. Leading (Pembimbingan)
Pembimbingan terhadap para karyawan yang bekerja di bagian produksi pun juga harus dilakukan sebagai upaya mengedukasi karyawan yang lain tentang apa yang sedang terjadi di perusahaan 

4. Pengontrolan (Controlling) 
Tahap yang terakhir ada pengontrolan terhadap isu yang sudah dikendalikan agar isu tersebut tak lagi menyebar di masyarakat dan citra positif dari PT Ultrajaya dapat kembali seperti semula.

Kesimpulan

PT Ultrajaya sudah mampu mengatasi isu yang terjadi mengenai adanya benda asing yang terdapat dalam salah satu kemasan produk PT Ultrajaya Milk Industry. Hal ini dapat dilihat dari kesigapan manajemen PT Ultrajaya dalam memberikan klarifikasi terhadap apa yang sebenarnya ada di dalam kemasan susu tersebut. Ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lainnya untuk dapat mengendalikan isu yang berkembang mengenai perusahaannya baik itu isu negatif maupun isu positif

Sumber : 
(http://regional.kompas.com/read/2016/02/23/08475991/Minum.Susu.Kemasan.Berisi.Benda.Mirip.Kaki.Katak.Bayi.Ini.Dirawat.di.RS)

(http://regional.kompas.com/read/2016/03/01/17221881/Ini.Jawaban.PT.Ultrajaya.soal.Benda.Mirip.Kaki.Katak.dalam.Kemasan.Susu) inilah jawaban dari pihak manajemen PT Ultrajaya mengenai benda asing yang terdapat dalam produk tersebut

Nama : Kurnia Agung Wicaksono 
NPM : 201423094
Jurusan : Hubungan Masyarakat
Mata Kuliah : Manajemen Kehumasan
Dosen : Pipit Fitriyah, S.Ikom 

Senin, 03 Oktober 2016

Magang di LIPI (2)

Oke, menyambung dari post yang sebelumnya..

Saat ini, gue sedang menjalani kegiatan magang di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). tepatnya gue ditempatkan di Biro Kerjasama Hukum dan Humas (BKHH) kebetulan gue kuliah di jurusan Humas juga jadi ya gak terlalu bingung lah. Gue memilih Magang/PKL di LIPI karena gue penasaran sama bagaimana cara kerja institusi yang menurut gue kaku, serius, dan ngebosenin dalam menyebarkan semangat untuk mau mengembangkan dunia keilmuan. Menurut gue lagi, ilmu pengetahuan itu selalu bisa digali lebih dalam, selalu bisa di eksplor, di kreasikan, sehingga jadi sesuatu yang menarik. Ini yang belum banyak di ketahui sama masyarakat Indonesia. Sekian bahasa ilmiahnya. Kembali ke topik, gue mulai magang di LIPI dari pertengahan bulan September kemarin tepatnya tanggal 13 September 2016. Seperti yang gue bilang sebelumnya, karena ini adalah institusi yang menurut gue kaku dsb, di hari pertama gue masuk of course diem seribu bahasa. Senyum-senyum sama orang yang sama sekali belum gue kenal. Gue belum tau mau ngerjain apa, bahkan gue belum tau mau duduk dimana, atau jangan-jangan gue lesehan di lantai hahaha. Nah, disini lo sebagai mahasiswa harus inisiatif, nanya sana sini kalo nggak, ya lo  bakal lama adaptasinya. Untungnya di BKHH itu suasananya begitu welcome sama gue, walaupun orang-orang cuma merhatiin komputer tapi gue gak merasakan adanya hawa jutek ataupun diskriminasi terhadap orang baru disitu. Ya mungkin gue nya aja kali yang over confidence haha. Ketidakpastian tentang dimana tempat duduk gue pun terjawab, karena gue ternyata dikasih meja sendiri dan kursi sendiri sama komputer sendiri, eh komputer kantor dan barang-barang kantor maksudnya. Gue duduk di pojokkan, menyendiri nungguin ada yg nyapa sampai akhirnya gue di sapa sama mas-mas yg duduk di sebelah gue, namanya mas Fakhri. Sampai saat ini, menurut gue dia orangnya asik, terus serius tapi santai, dan selera musiknya keren. Kesan gue terhadap lingkungan baru ini makin baik lah setiap harinya, ada bu Rosna yg pertama kali ngasih gue tugas, ada mbak Dewo yang orangnya rame dan lucu, ada mas Iwan yang lincah dan energik, ada pak Hendra yg serius tapi asik, ada ibu Siwi yang udah kaya nyokap gue sendiri, ada pak Sobari yg suaranya berat mempesona, ada mbak Winda yg namanya sama kaya someone, ada pak Kamera yang punya wibawa dan kharisma haha, banyak lah pokoknya yg gak bisa disebutkan satu per satu, nah yg paling penting adalah mentor gue pas magang, the one and only, mbak Dr. (K) Dyah Rachmawati Sugiyanto, M.I.Kom huwahaha, lo liat namanya pasti ngeri, tapi asli orangnya baik banget, asik banget, gaul banget, gue selama disini banyak nanya banget sama dia, dan dia kaya gak pernah bosen di tanya tanyain, asik aja gitu. The best lah pokoknya mbak Dyah. Dan satu hal penting lagi dari magang adalah adanya temen magang, gue pikir, gue adalah satu-satunya mahasiswa atau anak magang disitu, ternyata enggak. Di hari pertama gue masuk, ada dua mahasiswi dari UP (Universitas Pancasila) yang magang juga, sedikit banyak gue lega dong, karena ada temen lah buat ngobrol. Hari pertama biasalah malu-malu, mengingat gue kan orangnya pemalu jhaha. Gue santai aja karena gue pikir kan pasti mereka juga sama masuknya kaya gue, dan masih ada waktu lah buat kenalan nantinya. Ternyata, gue baru 4 hari disitu, eh mereka berdua udah hari terakhir aja. Lah gue belum tau namanya siapa, ngobrol belum pernah tiba-tiba kelar dia berdua. Hadeh, yaudah mau gimana lagi, akhirnya gue menyendiri di hari-hari berikutnya, sampai akhirnya kegiatan Youth Science Fair 2016 (26-27 September 2016) dilaksanakan. Dua orang yg tadi ternyata mau ambil data untuk skripsi dan mau gak mau mereka dateng dong, yaudah karena gue merasa pegawai sini selalu sibuk sehingga gue gak bisa ajak ngobrol akhirnya gue kenalan aja sama mereka. Namanya Lian dan Dian, anaknya baik, lucu, asik, gampang laper dan rajin juga sih. Lumayan lah 2 hari sama mereka hari-hari gue gak terlalu flat lagi. Nah setelah 2 hari itu, mereka udah gak ke kantor lagi kan yaudah hari-hari flat harus gue jalani lagi haha. Sisi negatifnya sih lo jadi gak punya temen ngobrol lagi, tapi sisi positifnya lo jadi mau gak mau harus interaksi kan sama pegawai disitu, yaudah akhirnya ada aja temen ngobrol gue. Intinya, magang di LIPI itu asik, banyak ilmunya, dan kekeluargaannya berasa banget lah. 

Magang di LIPI

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...

Waduh udah lama banget gak nge post di blog ini, sampe banyak sarang laba-laba. Ini adalah pengalaman pertama gue magang di sebuah perusahaan/lembaga semenjak gue mengenyam bangku pendidikan dari tahun 2002 silam tepatnya ketika gue masih TK sampai sekarang udah segede Pohon Asem. Magang itu kalo di kampus gue hukumnya WAJIB, sekaligus sebagai syarat gue kalo mau lanjut ke tingkat selanjutnya. Gue itu termasuk anak yang malas, kalo dirumah. Dan kebiasaan malas gue dirumah itu kebawa saat gue ngelakuin kegiatan di luar rumah. Termasuk dalam hal nyari tempat magang. Hmm kayanya ini cerita bakal panjang, jadi gue ganti ke post berikutnya aja yaa..

Jumat, 10 Juli 2015

Sport....


Foto diatas adalah salah satu bentuk foto jurnalistik yaitu FOTO SPORT. Foto ini diambil dikawasan Sudirman, Jakarta Pusat pada saat pelaksanaan Car Free Day (CFD) yang rutin dilaksanakan pada hari Minggu 06.00-11.00. Foto ini menggambarkan sekelompok anak muda yang sedang mengayuh sepeda di tengah keramaian Car Free Day